Dalam sejarahnya campur tangan Bugis dalam masalah yang ada di semenanjung Malaya membuat orang bugis mendapatkan tempat dan jabatan dalam lingkungan kesultanan Johor. Misalanya dalam perebutan kekuasaan antara bangsawan Johor yakni Sulaiman dan Raja Kecil dan akhir dari perselisihan tersebut dapat merebut Johor dan sebagai bantuan dari orang bugis yang ini putera Daeng Rilaka yang membantu Sultan Sulaiman dalam mengalahkan Raja kecil.
Dalam hal ini orang bugis diberi jabatan sebagai Yamtuan Muda
dengan diangkatnya Daeng Marewa dan rajaTuah Daeng Manompo. Dalam sejarah ini
menjadi awal suatu jabatan yang akan secara turun temurun dipangku oleh orang
Bugis di Johor. Persekutuan ini diikat dalam sebuah perjanjian yang disepakati
bersama dalam hal ini pula sang penulis berpendapat bahwa orang bugis menjadi
suatu kekuatan tersendiri dan memegang kendali
dalam politik dan ekonomi di
Johor dan Sultan Johor sangat bergantung pada kekuatan Bugis dalam penunjangnya
di Selat Malaka atau Semenanjung Malaya.
Dalam penjelasan ini lebih kepada bagaimana nanti keturunan dari Daeng Marewa dalam usaha menguatkan pengaruh Bugis dalam tanah johor dan di Semenanjung Malaya. Dalam mempertahankan kekuatan Bugis Daeng Marewa bersaudara berusaha menjalin hubungan dengan pengusa melayu dengan cara politik perkawinan hal ini cukup memberikan dampak yang begitu besar bagi kekuasaan orang bugis.
Orang-orang bugis juga selalu digunakan oleh penguasa Johor dalam membantu melawan atau menguasai Johor dari penguasa lainnya. Contohnya dalam bacaan ini menjelaskan bahwa ketika sultan Sulaiman sebagai sultah Johor yang baru berusaha melawan Raja Kecil yang berasal dari Siak dan menurut bangsawan lainnya bahwa hak kekuasaan Johor harusnya di pegang oleh Raja Kecil yang merupakan satu-satunya keturunan Sultan Malaka.
Dengan hal ini sultan sulaiman memerlukan bantuan pasukan Bugis dalam membantu mempertahankan kekuasaan sultan di Johor. Disini peranan orang bugis begitu besar baik dalam pertumbuhan ekonomi dan sekaligus kekuatan besar dalam peperangan. Puncak dari kekuatan orang bugis ketika penerus dari Daeng Marewa yaitu Daeng Pali dengan rencananya dalam menguasai Johor sepenuhnya namun tidak mudah dalam menjalankan rencana tersebut karena Sultan Sulaiman yang merupakan Sultan Johor berusa lepas dari pengaruh dan kekuasaan orang bugis.
Sultan Sulaiman mulai dengan bekerja sama dengan
orang Belanda dan Belanda dalam hal ini menyambut baik rencana dari Sultan Sulaiman karena Belanda beranggapan
bahwa orang bugis terlalu menguasai perdagangan di Semenanjung Malaya dan membuat perdagangan di Selat
Malaka menjadi turun. Dan pada tahun 1745 Daeng Pali wafat dan digantikan oleh
anak dari Daeng Parani yakni Daeng Kemboja yang merupakan salah satu penyebab
puncaknya kekuasaan Bugis di Semenanjung Malaya.
Ketika Raja Kecil meninggal dan tanah Siak menjadi sengketa diantara anak meraka yakni Raja Muhammad dan Raja Alam. Raja Alam bersekutu dengan Daeng kemboja sedangkan Raja Muhammad bersekutu dengan Sultan Sulaiman dan ini menjadi awal bagaimana orang bugis sangat berpengaruh di Semenanjung Malaya. Namun nantinya Raja Muhammad bisa Kembali menduduki Siak dengan bantuan raja-raja Melayu dan Belanda.
Disamping itu Daeng Kemboja masih merupakan seorang Raja Muda johor yang memiliki hak kekuasaan yang hamper setara dengan Sultan Johor. Ketika Raja Muhammad menyerang benteng dan pelabuhan milik Belanda di pulau Gontong hal ini menyebabkan keretakan antara Belanda dan Sultan Sulaiman dengan Raja Muhammad.
Kemudian Sultan Sulaiman Kembali bekerja sama dengan orang Bugis yang Daeng
Kemboja dalam melawan Raja Muhammad. Ketika Sultan Sulaiman wafat dan
digantikan oleh anaknya yang meninggal juga di Linggi 1761 dan digantikan lagi
oleh Sultan Ahmad yang masih berumur 9 tahun maka dari itu Daeng Kemboja
dilantik menjadi wakil Sultan Ahmad namunu Sultan Ahmad meninggal akibat sakit
keras dan digantikan lagi oleh Sultan Mahmud yang jauh lebih muda. Dalam hal
ini kekuasaan tertinggi kini dipegang oleh orang-orang Bugis.
Setelah
wafatnya Daeng Kemboja digantikan oleh Raja Haji namun Raja Haji meninggal
dalam peperangan ketika menghadapi Belanda dan kemudian Raja Ali menjadi Raja
Muda Johor yang diangkat oleh orang-orang bugis. Dan peperangan Raja Ali dengan
Belanda berlanjut dan pada akhirnya kesiapan Belanda dalam persenjataan yang
lebih baik membuat Raja Ali dan orang Bugis pergi dari tanah Johor.
Salah satu contohnya adalah dari politik orang bugis adalah politik perkawinan yang dilakukan oleh Daeng Parani menikahi puteri Selangor dan menguasai Selangor. Bukan hanya sekedar perkawinan, orang bugis berhasil menanamkan pengaruhnya yang begitu kuat sebagai kekuatan yang susah untuk ditumbangkan.
Ikatan perjanjian juga begitu penting untuk dimainkan
yang dari perjanjian ketika sultan Sulaiman berhasil merebut tanah Johor dari
sengketena atas bantuan orang-orang bugis. Kekompakan orang bugis dalam menyatukan
kekuatan dan strategi yang begitu kuat dapat menanamkan kekuasaannya.
Perdagangan yang dilakukan orang bugis juga menjadi keutamaan orang bugis dalam
menaruh pengaruhnya.